Sabtu, 17 Desember 2011


Husband’s notes <2> : Why did you married?

Menjadi suami yang baik tidaklah mudah kawan. Perlu jiwa yang besar untuk menerima semua kekurangan dan kelebihan pasangan, yaitu istri.

Saat 2 insan berbeda gender dengan latar belakang dan kondisi keluarga yang berbeda memutuskan untuk hidup bersama secara sah sebagai apa yang disebut keluarga maka sejatinya semua harus secara sadar dan berkomitmen untuk menjalankan hak dan kewajibannya dengan baik dan benar. Tidak ada yang namanya menan-kalah, semuanya WIN-WIN solution. Karena keluarga adalah satu, tak ada gunanya jika salah satu merasa unggul dari yang lain. Jika itu terjadi, salah satu pasti akan tersakiti. 

Ingatlah selalu tujuan pernikahan itu apa saat terjadi suatu masalah yang melibatkan kedua belah pihak. Berpikiranlah jernih dan tenang, meskipun itu bukanlah hal yang semudah dilaksanakan seperti saat diucapkan. Takkan pernah ada yang mudah seperti kelihatannya dari luar. Tapi itu wajib untuk diperjuangkan. Tak ada jalan lain jika masih ingin mempertahankan pernikahan itu sendiri.

Kontradiksi dan beda pendapat itu wajar dan pasti terjadi karena mulanya dari background yang berbeda, Mustahil bisa selalu sejalan. Dan sebenarnya itulah indahnya perbedaan, saling melengkapi satu sama lain, hal-hal yang sebelumnya tak terpikirkan, ternyata bisa dikombinasikan dengan baik walaupun ada benturan-benturan ego dan kepentingan. 

Sekali lagi ingatlah ‘apa tujuanmu menikah?’ Hal ini harus sudah dipegang kuat sejak awal sehingga tidak akan menyesal di kemudian hari. Jadi saat dirimu khilaf, lupa bahwa istrimu dan keluargamu adalah orang yang seharusnya kamu cintai kalah karena keegoisanmu sendiri, kembalilah tanya pada dirimu sendiri “Mengapa kamu menikah?”

Pi
*) Differences are gorgeous, but need understanding

Tidak ada komentar:

Posting Komentar