Kamis, 08 Desember 2016

Cilacap, City of Our Memories (Part 1)

Cilacap, apa yang di benak kalian jika mendengar nama kota ini?
Ngapak? Mendoan? Kampung?

Iya memang benar itu adanya. Begitu pula saat pertama kali aku harus tinggal di kota itu karena tugas.

Pada tulisan sebelumnya udah sempat aku tulis sekilas tentang kota ini. Kayaknya 4 tahun yang lalu. (Coba buka2 lagi bloggingan yang lama eh kok g ada ya...wah kehapus kayaknya... Hadehh). Ok mulai dari awal kalo begitu.

Pertama kali aku menginjakkan kota ini di bulan Desember 2011 dalam rangka menjalankan rangkaian kegiatan OJT pekerja baru Perusahaan di kilang.

Kesan yang pertama muncul, waduh kok sepi banget yak. Agak2 masuk ke pedalaman gt. Karena waktu itu kami serombongan bertolak dari cirebon arah ke cilacap. Melewati tegal, brebes, ajibarang, bumiayu lalu melewati daerah hutan di daerah Wangon dan jeruk legi sebelum masuk ke cilacap. Masuk ke kotanya pun terlihat sepi, walaupun jalanannya sudah  beraspal bagus n besar.

Tujuan awal kami adalah cari tempat tinggal sementara yang sudah disediakan pihak kantor. Yaitu wisma griya patra di jl.juanda. saat itu griya patra masih termasuk bagus karena gak ada saingan lagi. Padahal kelasnya mungkin sekelas losmen / melati.

Bangunannya tipikal bangunan lama. Padahal kamarnya termasuk luas tetapi perabotannya jadul. Wisma ini sering dipakai oleh perusahaan untuk acara2 kantor dan acara2 pribadi / keluarga sampai sekarang, karena harganya yang murah dan kapasitasnya lumayan (jangan dibandingkan dengan di kota besar yaa). Sayang sekali sekarang ini dia kurang bisa mengikuti perkembangan jaman jadi agak tersisih dengan banyakknya pesaing baru. Semoga segera di upgrade dari perusahaan.

Kami hanya sempat menikmati stay di losmen itu hanya sekitar 5 hari karena wisma itu harus segera steril karena ada rencana kedatangan pejabat no 1 negeri ini saat itu. Kecewa sih karena itu sebenarnya hak kami. Apa mau di kata akhirnya kita cari kost2an.

Setelah muter2. Dapatlah di kost di jalan MH. Thamrin, cukup dekat dengan kilang. Dan mulailah kehidupan kami menjadi perantauan lagi di negeri antah berantah ini dengan modal cekak dan semangat hidup yang tetap membara.

Kondisi di awal-awal kedatangan kami di cilacap tahun 2011 cukup penuh perjuangan. Karena harus nge kost, sedangkan budget sangat minim karena status masih pekerja OJT. Kami harus pintar2 bertahan hidup. Terlebih kami tidak punya relasi / kenalan saudara disini. Hanya kawan2 seperjuangan saja.

Untuk mami yang terbiasa di kota ramai bekasi / jakarta, kota kecil ini menjadi dunia yang asing. Jam 8 malam pun sudah sepi. Seperti kota mati. Tempat belanja, tempat makan dan tempat hiburan / rekreasi sangat terbatas. Kalaupun ada pilihan yang bervariasi ada sejauh 2 jam perjalanan motor ke arah purwokerto yang lebih "kota".

Sejarah, kondisi umum kota dan kabupaten cilacap bisa dilihat di http://cilacapkab.go.id atau https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Cilacap

Motto kabupaten cilacap :
JALA BHUMI WIJAYAKUSUMA CAKTI
JALA                     :  Air, Lautan
BHUMI                  :  Tanah, Daratan
WIJAYAKUSUMA :  Bunga Kejayaan
CAKTI                    :  Ilmu Tertinggi

Artinya adalah :
"Kemampuan membudidayakan bumi, laut, air untuk kemakmuran"

Semboyannya : Cilacap BERCAHAYA. Singkatan dari :
Bersih, Elok, Rapi, Ceria, Hijau, Aman, Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar