Selasa, 26 September 2017

R.I.N.D.U

Entah kapan, kami bisa lagi bersama, berempat setiap waktu..

Tak perlu sulit mengatur waktu untuk sekedar bertemu melepas rindu..

Kata orang, untuk kebahagiaan perlu pengorbanan, kami yakin itu..

Berdiri dalam persimpangan, itu sulit bagi saya, tiada salah satu dari kalian yang lebih penting, semua sama ,pada porsinya..

Bukan tugas kita mengeluh dan mengatur skenario hidup, tugas kita adalah berdoa agar kita selalu mampu dan kuat berpegangan menghadapi alur cerita yang tidak pernah kita tahu sebelumnya..

Hidup itu pilihan, tapi tak selamanya berjalan sesuai rencana.. Karena kita sebaik baik pembuat rencana, namun Alloh jualah sebaik baik pembuat keputusan..

Ribuan kali sudah rencana tersusun rapi, berharap salah satunya terwujud, mungkin alfabet pun habis untuk mengibaratkannya..

Namun, ribuan kali pula, rencana rencana itu, harus gagal, ditunda atau bahkan diatur ulang, agar sesuai dan sejalan dengan Takdir Nya.

Hari ini dan hari hari berikutnya, kami terus yakin dan berharap, suatu saat nanti di ujung sana, kebahagiaan besar siap menyapa kami, yang ribuan kali menata hati..

Tak pantas rasanya meminta agar selalu berada di zona nyaman, jika Dia saja yakin kami mampu..

" Karena mereka yang mampu bertahan di luar zona nyamannya adalah Mereka yang terpilih "

Semoga kita sabar, Ikhlas, Mampu dan lulus dari tiap episode ini..

- Suatu malam saat rindu bersama -

TMD,
September 2017

Kamis, 21 September 2017

Selamat Ulang Tahun ke 31 Mami

Istriku tersayang
Hari ini bertambah lagi usia hidupmu
31 tahun sudah kamu berjalan di bumi Allah ini.
Baru sebagian kecil dimana aku berdampingan denganmu tuk menjalaninya.

Usia hanya deretan angka yang dibuat oleh manusia.
Angka yang hanya bisa mewakili suatu yang Allah ciptakan tapi takkan pernah bisa kita mengendalikannya.

Angka ini juga menjadi alat bagi kita untuk refleksi, bercermin dan introspeksi.
Melihat jauh ke dalam diri, apa saja yang sudah dijalani dan apa saja yang perlu diperbaiki. Serta sudah cukupkah bekal untuk hari nanti

Bertambahnya angka ini sejurus juga dengan bertambahnya kebijaksanaanmu dalam berpikir dan bertindak sayang.

Aku yakin kamu sudah jauh lebih baik dan aku bangga selalu bisa di sampingmu. Sekarang dan hingga akhir nanti. Insyallah di surga yang kita rindukan.

Doa dan harapan ku sebagai suamimu
Serta doa anak2mu dan orang tua kita mengiringi dewasanya dirimu.

Peluk dan cium sayang
Barakallahu fii umriik .... semoga mendapatkan berkah dari Allah subhanahuwataala. Aamiin ya robbal alamiin

Pi

Selasa, 29 Agustus 2017

Menjadi BEDA bukan DOSA (1)

Beberapa waktu lalu terlibat percakapan sama si Kakak, rupanya dia lagi galau..

" Mami, kenapa sih si A kan masih kecil belum sekolah tapi dia sudah bisa naik sepeda roda dua, aku padahal sudah SD kelas 1 tapi belum bisa naik sepeda roda dua? "

Terus saya balik tanya

" Mbak Yuni kan bisa naik sepeda ya, tapi gak bisa Nyetir mobil, kalau Mami gak bisa naik sepeda tapi bisa nyetir mobil , keren siapa?"

Dia semangat jawab "keren Mami dong" ..

"Nah, jadi Kakak, kita itu gak harus melulu sama seperti orang - orang. Kalau orang bisa A kita mau ikut ikutan bisa. Bagus sih kalau kita bisa juga, tapi kita gak usah pusingin dengan harus selalu sama kaya orang-orang. Kalau Kakak anaknya nekat, terus Papi Maminya nyantai mau anaknya jatoh kakinya banyak luka atau kecebur got sih mungkin kamu udah jago kali naik sepeda ,gak usah roda 2 pasti roda 1 juga bisa hahhaa. Tapi kan Kakak anaknya gak senekat itu, belajarnya harus pelan kalau berhubungan sama fisik. Beda kalau menghapal, temanmu masih hapalan Surat Pendek yang maksimal 6-10 ayat kamu sudah bisa yang puluhan ayat.
Mami juga gak bisa kok naik sepeda, kenapa? Karena dulu Mami pernah belajar naik sepeda, terus nyusruk jatuh ke got, luka sana sini akhirnya gak di bolehin lagi sama Papa (Papa saya-red), yaudah habis itu Mami gak pernah bisa lagi dan gak pernah mau nyoba lagi naik sepeda. Tapi Mami bisa kan naik motor atau mobil? Gak masalah juga gak bisa naik sepeda kan? " Begitu kira - kira jawaban saya, sebagai perbandingan buat Kakak.

Rupanya, si Kakak mungkin sekarang sudah mulai bisa mencerna, kenapa ada beda diantara dia dan teman-temannya. Kalau saya sih, coba jelasin sama Kakak, bahwa dalam hidup ini, kita gak harus selalu SAMA atau ingin menjadi seperti orang lain. Kita ini unik, setiap pribadi ada kelemahan dan kelebihan. JANGAN FOKUS di kelemahan karena yang ada kita meratap, terus bertanya KENAPA KITA GAK SEPERTI MEREKA?
Padahal kalau kita pandai melihat kelebihan kita, maka kita akan LEBIH BAHAGIA dan BANGGA.

Sebetulnya hal ini sering banget loh terjadi di lingkungan kita, sering juga saya dengar si Kakak dapat omongan " tuh dia aja masih kecil bisa, masa udah besar belom bisa?" mungkin ini yang lama - lama menganggu pikirannya, sehingga bisa jadi Kakak merasa underestimate dengan ucapan tadi, padahal sesuatu yang Kakak belum bisa tadi menurut saya bukan suatu hal yang PRINSIP karena cuma masalah naik sepeda, kalau hal prinsip misal seperti belum bisa baca doa makan, belum bisa baca Al Fatihah atau belum mengenal huruf hijaiyah, wah itu sih gak ada ampun sist 😀😀😀

Kelihatannya hal tersebut sepele ya, tapi dampaknya bisa luar biasa loh, karena beda anak, beda jiwa, beda mentalnya, kadang kita menganggap ah cuma omongan begitu aja, tapi coba deh lihat apa dampak buat si anak, kalau orangtuanya gak pintar-pintar mengelola emosi si anak, bisa jadi anak gak PD (percaya diri) nantinya.

Saya, dan Papinya berusaha semampu kami, apapun yang memang menjadi HAK anak kami, atau yang memang sedang trend di kalangan anak-anak selama itu positif, kami fasilitasi. Rame anak-anak main sepeda, kami fasilitasi, rame main sepatu roda, kami fasilitasi (tapi jangan anggap semudah itu Kakak dapatnya hehe). Tapi, kami tidak pernah ngoyo untuk Kakak harus cepat bisa, karena kami paling paham tipe anak kami, kami paling paham kalau urusan fisik begini, gimana mental kakak dan terutama gimana mental orangtuanya. Setiap orangtua punya pertimbangan masing-masing bukan?

Sampai sekarang urusan naik sepeda roda dua belum bisa si Kakak mah, karena area bermainnya di komplek rumah Mama juga belum memadai, progress nya baru sampai satu roda saja yang di lepas itu juga belum lancar banget hehe.. Kalau urusan sepatu roda dia sudah mulai lancar, meski berkali-kali rencananya mau ajak latihan di GOR BEKASI tapi belum kesampaian.

Jadi buat kita para orangtua, lebih peka lagi ya sedikit soal perkataan kita sama anak-anak, juga untuk anak orang lain, karena mungkin hal sepele atau hal kecil yang terucap tapi kita belum tahu apa akibat buat yang menerima ucapan tersebut, bahaya kan kalau terbawa sampai dewasa.

" There's nothing wrong with being DIFFERENT"

29 Agustus 2017,
-TMD-