Life is just a moment... remember what you've felt and share it as much as you can...
Selasa, 20 Desember 2011
Jadi ini Namanya Kilang?
Kemarin rombonganku berkunjung ke salah satu kilang minyak perusahaan ini. Tepatnya di RU (Refinery Unit) VI Balongan. Dari Cirebon kira-kira 1 jam perjalanan tanpa macet dengan bus. Kilang ini dikelilingi oleh areal persawahan yang cukup luas yang menjadi pembatas nya dengan pemukiman warga sekitar. Sepanjang pengamatanku juga tak terlihat banyak perumahan di sekitar kilang.
Berdasarkan informasi dari instruktur lapangan, Kilang ini sering disebut dengan kilang selebriti. Karena kilang ini adalah jantung supply minyak ke ibu kota Jakarta. Oleh karenanya mendapat pantauan sangat ketat dari pusat dan tidak diperbolehkan ada kesalahan atau tersendat-nya produksi di kilang ini. Jika sampai terjadi, pasokan bahan bakar ke jakarta akan mengalami masalah. Padahal awal perancangan kilang ini adalah untuk Export Oriented, tapi sesuai perjalanan waktu, karena kebutuhan premium di ibu kota ternyata dari tahun ke tahun semakin besar, akhirnya hasil produksinya dialihkan untuk supply domestik, khususnya DKI Jakarta.
Heran juga sebenarnya, padahal sudah ada imbauan dan pembatasan subsidi terhadap pemakaian premium untuk orang mampu, tapi sepertinya orang Indonesia ini memang susah untuk diajak kerjasama dan kurang tahu malu sehingga orang yang mampu pun masih menggunakan premium. Gak sombong juga bahwa aku sudah menggunakan pertamax pada motorku. Selain karena motorku gak bagus kalo menggunakan premiun, tapi itung-itung sadar diri untuk tidak mengambil jatah rakyat yang kurang mampu.
Setelah mendapatkan pengetahuan sekilas mengenai kilang ini, kami diajak untuk berkeliling kilang naik bus < gak ngebayangin deh kalo keliling pake jalan kaki...pasti gempor kakinya >. Yang menarik ternyata untuk para karyawan kilang sudah disediakan sepeda warna kuning untuk operasional di lapangan. Good habbit... bike to work....
Melihat dari dalam bus, terlihat beragam bagian dari kilang itu sendiri, kami bandingkan dengan apa yang sudah diterima saat di AKAMIGAS STEM kemarin. Bagi teman-teman yang sudah pernah bekerja di kilang pasti sudah familier dengan benda-benda rumit nan ajaib itu. Mungkin karena aku belum terbiasa, jadi aku merasa takjub dengan konstruksi bangunan-bangunan dan komponen raksasa yang sungguh megah dan canggih tersebut.
Ada berbagai macam komponen seperti, CDU, RCC, Water Treatment, Boiler, Furnace, Pre Heater, Flare Tower, Reformer/Platformer, Centrifugal Pump, Hydrogen Plant, tanki timbun, Spherical tank untuk LNG dll. Juga pipa-pipa yang bervariasi ukuran dan panjangnya yang luar biasa serta keruwetan konstruksinya.
Untuk Balongan ini sendiri adalah kilang dengan tingkat kompleksitas tertinggi di Indonesia karena konfigurasi antar bagian yang saling support dan terkait. Dengan kata lain untuk mengejar efisiensi dari energi, hasil sampingan semisal panas dan tekanan yang dihasilkan oleh satu komponen akan dimanfaatkan oleh komponen yang lain sehingga membentuk semacam siklus. Sehingga tidak akan ada energi yang terbuang percuma. Akan tetapi jika terjadi gangguan pada satu komponen akan berpengaruh pada performa proses secara keseluruhan, sehingga kelancaran proses produksi menjadi hal yang sangat krusial.
Setelah berputar kami diajak ke ruang control utama, untuk melihat proses pengaturan secara terintegrasi dengan apa yang disebut DCS ( Distributed Control System ). Sebenarnya di perusahaan dengan skala besar sistem ini sudah familier untuk digunakan, cuman karena basic ilmu ku bukan instrumentasi ataupun elektronika jadi aku hanya bisa mengangguk-angguk saja saat menerima penjelasan.
Anyway, cukup menyenangkan dan menarik untuk mengetahui sekilas tentang overview kilang secara langsung di lapangan walaupun tidak bisa optimal karena keterbatasan waktu. Tapi akan banyak waktu untukku belajar nanti, karena aku akan segera menjadi bagian dari perusahaan ini, meskipun aku akan berada di kilang yang berbeda walaupun tak terlampau jauh beda juga. Semangat!!!
Be prepared well and do the best...
CILACAP, here I come.....
Pi
*) Knowing your land, preparing the weapon,keep the sprit and start to the battlefield... MOVE ON !!
Minggu, 18 Desember 2011
Kenapa Bisa Sayang ?
GAP
> Coba cek link tetangga berikut : Mengatasi bawahan yang sulit , tips untuk menjadi atasan yang disukai
Sabtu, 17 Desember 2011
Padat Teknologi, Padat Modal, Padat Resiko
Satu yang aku tahu, pernikahan bukan hanya menyatukan 2 insan, tapi 2 keluarga yang jelas berbeda culturenya, entah itu dari cara berkomunikasinya, cara hidupnya, pendidikan dalam keluarga dsb.
Menjadi suami yang baik tidaklah mudah kawan. Perlu jiwa yang besar untuk menerima semua kekurangan dan kelebihan pasangan, yaitu istri.
Jumat, 16 Desember 2011
Husband's Note < 1> : Leader & Mate
Suami, adalah satu kata yang aku sandang sejak tanggal 2 Juli 2011, saat aku mempersunting kekasih hatiku, Mi. Kata itu yang kini melekat di diriku dengan segala properties yang menjadi kelengkapan dan konsekuensinya, yang saat aku berikrar dengan saksi Allah melalui perantara wali, para saksi dan penghulu takkan pernah sedetikpun akan aku tanggalkan di kemudian hari. Aku bersumpah dengan nama Allah bahwa dengan kata itu, aku akan memegang amanat yang terkandung di dalamnya sekuat hati, hingga akhir waktu nanti. Amin.
Check this link : 15 ciri calon suami yang baik
Jumat, 09 Desember 2011
KERINDUAN
Tapi aku tenang
Beda Negara, Beda Budaya = Beda Nasib ??
Hampir sampe deket kantor, gw ngeliat salah satu manajemen”jepang” di kantor gw lagi mungutin sampah kaya pemulung dengan jarak yang cukup jauh dari kantor gw, dan lebih anehnya lagi dia mungutin sampah di depan kantor orang hehehehehe..
Pertama ngeliat itu gw sama mila komen gini “rajin amat tuh si botak sampe ke kantor orang di bersihin”, awalnya komen kita emang ngejek “kebodohan” si jepun karena sampe mulungin sampah ampe ujung – ujung kantor orang..
Tapi sambil jalan menuju kantor gw juga liat Direktur “jepang” gw ngelakuin hal yang sama, mungutin sampah. Yang tadi nya obrolan gw mengejek para orang orang atas yang mungutin sampah berubah menjadi bahan renungan buat gw…
Di kantor gw emang baru berjalan sekitar kurang lebih 6 bulan ada aktivitas baru yaitu Clean day dan dilakukan pada hari jumat. Nah biasanya di hari jumat ini, waktunya untuk bersih bersih dengan cara mungutin sampah yang berserakan disekitar lingkungan kantor. Untuk mendukung aktivitas tersebut dari dept EHS ( Environment Health and Safety ) menyediakan capitan untuk ngambil sampah dan kantong plastiknya.
Yang menarik disini, aktivitas ini di lakukan pada jam 7 pagi (kantor gw masuk jam 7.30) dan petugasnya adalah levelan Departement Head (Manager) keatas baik local maupun jepang. Mungkin aktivitas ini dilakukan supaya para bawahan juga bisa mencontoh, wong bos nya aja mau jaga kebersihan dan mungut sampah masa anak buahnya malah buang sampah sembarangan.
Sebenernya yg jadi bahan renungan dan mau gw bahas disini bukan kegiatan clean day nya, tapi adalah siapa yang melakukannya….
Hampir 80% yang melakukan adalah orang Jepang, bukan orang local!
Bahkan sampe yang levelnya direktur pun turun tangan untuk melakukan hal yang sama tanpa perbedaan atas jabatannya… wajah mereka keliatan banget ikhlas ngelakuinnya, ga ngerasa malu, gak sok jijik .. pokonya mereka ngelakuin tugasnya dengan maksimal.. bahkan sampe ada yang kantong plastiknya penuh banget sampahnya.
Terus kemana yang local????? Gw liat sekitar ada yang baru markir mobil, ada yang dengan santai jalan masuk ke ruangannya, dan mungkin ada yang belum datang ….
Dalam hati gw bergumam “” hhhhmmmmmhh pantesan orang indonesia jadi bawahan orang jepang, dan pantesan kita masih di jajah sama jepang.. liat aja etos kerja, cara kerja dan gaya orang Indonesia “…
Nah dari hasil kesimpulan renungan gw, dan hasil pengamatan gw gini deh kira kira gambaran yang gw tangkep :
1. Orang – orang Jepang yang ada di kantor gw itu mereka sangat menghormati atasannya. Perintah atasannya selalu mereka lakukan. Kenapa mereka mau ngelakuin perintah atasannya ?? hal yang gw lihat adalah karena saat si atasan memerintahkan sesuatu kepada anak buahnya, diapun melakukan hal yang sama… intinya atasan juga ikut ACTION bukan Cuma asal NGOMONG. Mungkin hal ini yang ngebuat si jepang – jepang lainnya jadi malu hati, orang atasannya aja ngelakuin masa gw bawahannya g mau ngelakuin… beda dengan orang Indonesia, biasanya atasannya nyurh ini itu tapi dia sendiri sebagai atasan tidak mencontohkan hal itu, nah gimana anak buahnya mau ngerasa bertanggung jawab atas apa yang di perintahkan, wong bos nya aja juga g bertanggung jawab…. -Ã Ketika kamu ingin orang lain melakukan sesuatu untukmu, lakukanlah hal tersebut terlebih dahulu untuk orang lain….
2. orang – orang jepang full commitment.. di kantor ada orang jepang dengan jabatan Senior Executive Director dulunya dia pernah jabat President Director. Beliau setiap di undang dalam event, selalu stay dari awal sampek akhir.. meskipun dia harus ngantuk ngantuk nunggu sampe acaranya selesai.. dan dia juga ga pernah lupa untuk memberikan ucapan terima kasih di akhir acara sama semua panitia atas terselenggaranya event yang berlangsung saat itu. *gw bisa ngomong gitu karena hampir 80% event kantor gw jd panitianya * beda dengan orang Indonesia, mereka di undang untuk suatu acara melalui undangan, surat , email tetep aja gak dateng –gak penting- mungkin buat mereka…. Masih mending kalo ada yang dateng, tapi cuman ngikut ¼ acara trs pulang ilang kemana.. intinya pengen buru buru kabur sebelum acara beres… terkadang mereka juga ga bilang terima kasih kalo engga kita duluan yang nyalamin mereka… Ã Bawahan bekerja dengan sekuat tenaga untuk memberikan hasil yang terbaik, kehadiran Atasan mereka merupakan dukungan moril tersendiri yang tidak bs dibandingkan dengan materi..
gw ngerasa dua hal mencolok itu yang gw liat perbedaannya dari orang indo dan orang jepun di depan mata gw.. gw gak mukul rata semua sama perilakunya dengan jabaran gw di atas.. Cuma ya sebagian besar begitu lah perilakunya..
gw juga gak berharap banyak orang indo akan berubah dan mencontoh hal baik dari si orang jepun, tapi minimal ini bisa gw dan denmas terapkan jika suatu saat nanti bisa jadi bos atau punya perusahaan *amin……
*semoga postingan kali ini bs menjadi salah satu pengingat untuk papi, jika suatu saat nanti menjadi pemimpin bagi banyak orang.. papi bisa menerapkan 2 sisi positif dari orang orang jepang seperti postingan gw…
Sebuah perusahaan layaknya sebuah orchestra, jika semua unsurnya berbunyi sesuai nada dan irama serta dalam ketukan yang sama maka akan menghasilkan sebuah suara yang indah. Atasan dan bawahan menentukan merdu atau tidaknya suara yang keluar.. karena ini adalah tentang sebuah kerja sama.. bukan tentang memerintah dan dipaksa bekerja……
Mi
< Nostalgia > Hadiah dari Allah
Sejak beberapa minggu yang lalu, aku dan denmas beberapa kali mengunjungi toko yang khusus menjual perlengkapan dan pakaian untuk bayi dan anak - anak. Setiap melihat toko yang menjual perlengkapan dan pakaian bayi, kita pasti tertarik untuk masuk ke toko tersebut, meskipun pada akhirnya hanya sekedar untuk melihat – lihat. Bukan hanya mengunjungi toko yang kita temui di pusat perbelanjaan, aku yang hobi browsing di internet pun sering mengunjungi beberapa toko online yang ada di beberapa situs jejaring social seperti facebook atau twitter.
Suatu ketika terlintas dibenakku untuk membuat usaha yang bergerak dibidang yang sama seperti kegemaranku akhir – akhir ini. Terlebih denmas setuju dengan ideku, dan menyarankan untuk membuat toko online saja, agar aku lebih mudah mengelolanya, karena belum terpikir untuk berhenti bekerja karena buka toko.
Hari itu, Sabtu 22 Januari 2011, aku dan denmas lagi – lagi tertarik masuk kedalam sebuah toko bayi yang letaknya berdekatan dengan tukang martabak yang sedang kita beli malam itu ketika akan berkunjung untuk menjenguk paman yang sakit. Kami berdua kembali mengelilingi toko tersebut, mengamati lagi satu per satu barang – barang yang ada di sana, dan sesekali berdiskusi mengenai kualitas barang dan toko online impianku. “ Mba, ini martabaknya sudah jadi “ ujar si abang martabak, yang tentu saja membuyarkan pembicaraan aku dan denmas mengenai barang yang ada di toko tersebut. “ Oh iya, sebentar bang “ jawabku seraya mengambil martabak itu setelah membayarnya dan kemudia melanjutkan perjalanan dengan denmas ke rumah paman.
Sesampainya di rumah paman, mataku tertuju pada sesosok perempuan yang sedang tertidur di kamar depan rumah paman. Aku melihatnya ketika akan mengambil minum untuk denmas. Sepertinya aku belum pernah melihat perempuan itu, karena masih penasaran aku terus memperhatikannya sambil berjalan menuju dapur.
“ Itu siapa yang tidur di kamar depan? ” tanyaku pada paman dan bibi. “oh, itu Dini, keponakan paman. Oh iya, itu ada bayinya, rencananya mau dikasih ke orang. Mau ga adopsi bayinya ? ujar paman. “ Bohong, masa anak kok mau dikasih ke orang lain?” jawabku tidak percaya. “iya, ibunya si bayi masih sekolah, SMA kelas 3. Karena dia mau melanjutkan sekolahnya, makanya bayinya mau dikasih orang untuk diurus” paman kembali menjelaskan. Entah kenapa aku saat itu berharap memang semua yang dikatakan paman benar, si bayi mau diberikan kepadaku dan aku sangat berharap sekali bisa mengurusnya, meskipun sampai dengan keputusan yang ku ambil dalam hati, sedikitpun belum ku lihat wajah si bayi.
Aku kemudian menoleh kearah denmas, ternyata dia tersenyum. Ini tanda darinya bahwa denmas setuju jika aku mengadopsi bayi itu, kupalingkan wajah ke Papa dan Mama, mereka kemudian mengangguk sambil tersenyum. Ya Allah, semua keluarga sudah menyetujuinya, ingin rasanya segera melihat si bayi.
Tiba – tiba terdengar tangisan si bayi dari kamar, kemudian si ibu ke dapur untuk membuat susu di botol. Aku beranikan diri masuk ke kamar dan melihat sesosok bayi mungil tanpa dosa dengan wajah yang sangat mengharapkan kasih sayang. “ Ya Allah, kasihan sekali nasibmu dek” , gumamku. “ Ini bayinya mau diberikan ke orang untuk dirawat, mau gak?” ujar si nenek bayi tersebut. Tanpa tersadar aku mengangguk setuju dan kemudian dia ku gendong hangat. Malam itu terasa sangat panjang, dan aku ingin segera pagi datang, agar si bayi bisa ku bawa ke rumah.
Keesokan harinya, aku dan denmas berbelanja sedikit keperluan bayi untuk menyambut kedatangan si bayi dirumah. Belum lengkap memang, tapi sepertinya cukup untuk permulaan. Pagi itu, setelah berbelanja, ada yang berbeda dengan suasana rumah. Pagi itu, rumahku kedatangan anggota baru, si kecil yang menggemaskan. Aku dan denmas menaruh harapan dari nama yang kami berikan Khalilah Athaya Zahirah, kami berharap kelak dia yang telah menjadi hadiah kesayangan bisa cemerlang dalam kehidupannya.
Ternyata keinginanku untuk punya toko perlengkapan bayi adalah pertanda bahwa Allah akan memberikan hadiah untuk aku , denmas dan keluarga besarku. Hadiah yang menambah kebahagiaan di kehidupan kami, hadiah yang Allah titipkan untuk kami jaga, semoga amanah ini dapat tertunaikan dengan sebaik-baiknya, amin.
Mi
Rabu, 07 Desember 2011
ROBOT
Apa yang terbayang saat mendengar kata ‘Robot’?
Canggih? Keren? Futuristik? Modern? Logam? Apalagi yang sudah menonton Transformer, terbayang deh kaya gimana yang dimaksud Robot ini.
Cuman yang aku ingin share disini adalah aku yang menjadi robot, atau lebih tepatnya pengalamanku menjadi seorang ‘Robot’.Sebenarnya kenapa aku menulis ini, just be remembered after found one kind of this man a couple days ago.
Aku menemukan diriku yang dulu saat melihat orang ini. Kaku, egois, introvert susah bersosialisasi, individual, ya persis seperti robot gitu yang kaku gerakannya dan bisa dibilang kurang peka. Ditambah sulit untuk merangkai kata saat berkomunikasi. Cenderung untuk lebih enjoy mengerjakan semuanya sendiri. Tapi juga terkadang licik. Maksudnya disini, jika dia melihat orang lain lebih, dia berusaha untuk mencuri ilmunya dengan cara apapun, tapi seandainya dia yang berada di atas yang lain, dia lupa untuk sharing / membaginya pada orang lain dengan berbagai alasan yang kadang masuk akal, kadang juga bisa membuat orang lain kesal karena bisa dibilang gak solider, apatis dsb.
Istilah robot dulu disematkan padaku
Sebenarnya kalau aku pikirkan sekarang ya, ada pelajaran yang bisa aku ambil dari kejadian dulu, ini juga berkat Mi yang selalu kasih tau akau untuk selalu memperbaiki diri :
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi dan sosisalisasi itu wajib dan perlu, karena kita adalah makhluk sosial dan tentunya gak bakal bisa hidup sendiri. Suatu saat kita di atas, tapi sangat mungkin kita di bawah
2. Penilaian terhadap diri kita itu tak bisa kita lakukan sendiri, orang lain lah yang akan menilainya. Menurut kita baik tapi belum tentu buat orang lain baik. Diam dan dengarkan segala masukan, baik / buruk telan saja dulu, baru sambil dicerna, yang baik ya diserap, sedang yang buruk ya tinggal lewat saja. Filosofinya adalah kita diberikan telinga 2 dan mulut hanya 1, dalam artian kita harus lebih banyak mendengar daripada berbicara. Mendengar itu belum tentu mudah bagi beberapa orang, karena egoisme pribadi yang membuatnya akan membentengi diri dengan ego itu dan merasa selalu lebih benar daripada yang lain.
3. Jangan Egois dan apatis, bergaul dan berbagilah dalam hal yang baik. Orang yang berbagi ilmu tak akan kekurangan ilmu, dia justru akan mendapatkan hal-hal yang baru dalam proses berbagi itu yang tak diduga-duga, jangan pelit ilmu. Salah satu yang pernah aku lakukan adalah mengajar sebagai dosen, dengan menjadi dosen itu aku menemukan hal yang baru dari pertanyaan murid-muridku yang memacu akau untuk mencari-dan mencari informasi lebih banyak. Tentunya itu juga akan bermanfaat bagi diriku sendiri.
Sekarang ini, insy aku sudah jauh berubah dari dulu, dengan orang-orang di sekitarku yang terus memacu untuk selalu mengenali dan memperbaiki diri. Walaupun tentunya masih banyak sifat jelek yang harus dikenali dan dirubah perlahan-lahan. Karena sifat bawaan yang sudah terlalu lama ditempa harus bisa dicairkan dengan treatment yang benar, tidak usah terburu-buru yang jelas pasti dan ada progress ke depan.
Thanks for Mi who always support me to know myself and improved well. Love you always
*) life as water on the river. flexible, usefull and even many barrier face it but still know how to reach the ocean.
Pi