Sudah agak lama sebenarnya perjalanan ke kota pempek ini saya lakukan. Cuma baru keinget untuk menuliskannya di blog.
Saya ke palembang dalam rangka dinas dan site visit ke dalam kilang plaju. Hanya 2 hari 3 malam saja.
Karena saya berangkat dari Cilacap jadi rutenya agak repot. Rutenya adalah Cilacap ke jogja terlebih dahulu dengan jalur darat menggunakan bus efisensi yang rutin tiap jam ada sekitar 5 jam perjalanan. Kemudian dari Jogja naek pesawat ke Palembang. Tetapi karena gak ada jurusan langsung, jadi harus transit dulu di Jakarta, kurang lebih 3 jam. Kering broow...mati gaya pokoknya lah 😂.
Kalo ditotal perjalannya dari cilacap lewat jogja adalah sekitar 12 jam lebih. karena saya berangkat abis subuh. Nyampe hotel Aryaduta Palembang itu abis isya. Capee...
Bandara di Palembang bernama bandara internasional Sultan Mahmud Badaruddin II. Bandara modern sperti halnya bandara sepinggan di balikpapan atau terminal 3 ultimate Soetta Cengkareng.
Perjalanan dari bandara ke hotel arya duta dengan taksi kurang lebih 30 menit. Secara umum kota ini di waktu malam ya gelap hahaha, udah ngantuk sebenarnya jadi gak terlalu ngeh, pengennya ceper tidur karena oaginya juga udah harus site visit ke dalam kilang.
Hotel Arya duta berlokasi di Jl. POM IX, Kompleks Palembang Square Mall, Lorok Pakjo, Ilir Bar. I. Hotel ini berbintang 5. Hehe lumayan ya, karena udah dibooking oleh panitia dari kantor pusat ya gak masalah, deklarasi dinas tetap bisa diganti hehe. Karena sekelas bintang 5 tampilannya pun modern, lengkap fasilitasnya dari kolam renang hingga convention hall. Walaupun saya gak bisa berkesempatan untuk jalan-jalan muter hotel sampai hari terakhir karena jadwal yang padat.
Posisi lobby ada di lantai 1, jadi agak naek tangga utama dulu yang didesain seperti di kerajaan dengan karpet merah di tengahnya. Barang bawaann juga gak terlalu banyak jadi check in cukup lancar walaupun udah agak kemaleman. Pengen segera selonjoran aja rasanya.
Karena bintang 5, fasilitas kamar tidak usah ditanya, komplit. Dari minibar, meubel, tv flat, kasur ukuran queen, telepon, lemari, locker dll. Kamar mandinya sendiri dengan bathub, lumayan lah buat berendam air panas ntar. Nilai kamarnya 5 dari skala 1-5. Have good sleep boy.
Paginya rombongan makan di restonya. Poaisinya di lantai dasar di bawah tangga lobby utama. Untuk kelas bintang 5, secara luas dan tampilan restonya sepertinya kurang mewakili saat itu (entah sekarang). Lebih cocok seperti bintang 4. Secara rasa masakan standard aja.
Ada kejadian unik dan cukup scary di resto itu. Secara tak terduga, chef di egg station mungkin tak sengaja atau bagaimana, yang jelas terjadi flash api yang cukup besar yang menyebabkan pan masaknya terbakar, tapi dia tak tak panik dan segera membawa keluar pan tersebut keluar ruangan melalui pintu keluar halaman resto yang ada di belakang. Hmmmh ada ada aja...
Selesai sarapan rombongan dijemput mobil dari kantor unit menuju kilang. Perjalanan membelah kota palembang memberikan kami kesempatan untuk mengamati pemandangan kota ini. Cukup rapi tertata dan cukup ramai. Kami pun melewati jembatan Ampera yang membelah sungai musi. Perjalanan kurang lebih 45 menit.
Kilang plaju dan sungai gerong ini jika dilihat dari usia merupakan kilang tertua yang ada di indonesia. walaupun nama lainnya adalah Refinery Unit (RU) 3. Agenda kami saat itu adalah site survey untuk pemeriksaan dan review kondisi tanki disana.
Pemeriksaan dan review dilakukan 2 hari. Hari pertama sampai sore, malamnya ditraktir orang unit di resto. Saya juga gak menginapap di hotel jadinya karena ada acara dengan kawan-kawan yang tinggal di palembang akhirnya saya tidur di rumah salah satu kawan di perumahan kilang.
Hari kedua hanya setengah hari jadi ada waktu untuk jalan2 dan beli oleh-oleh. Kebetulan ada kawan yang bisa pinjami sepeda motor jadi lebih nyantai lagi. Muter2 kota sendiri. Untungnya kotanya tidak terlalu rumit jadi tinggal mengikuti petunjuk jalan alhamdulillah gak tersesat.
Pertama-tama saya melaju ke arah jembatan ampera, selain itu saya juga lihat jembatan itu dari view yang berbeda, yaitu dari sisi bantaran kali, atau terkenal dengan sebutan river side karena disitu juga ada restoran river side yang terkenal. Sekalian foto2 hehe.
Di daerah river side itu juga terdapat benteng peninggalan keraton kesultanan palembang bernama benteng Kuto Besak. Cuma saya belum berminat untuk masuk sendiri.
Selesai dari situ saya geber motor lagi menyusuri jalanan kota palembang. Melewati masjid agung sultan mahmud badaruddin II di tengah kota, Berhenti sebentar di taman rekreasi Kembang Iwak Family Park, kampus Universitas Sriwijaya (mungkin yang saya kunjungi ini bukan kampus utamanya, karena tidak begitu besar, kebanyakan isinya fakultas teknik), lalu muter-muter lihat jalanan tengah kota.
Setelah agak lama, saya ingat harus beli oleh2 buat keluarga. Yang terpikir pertama kali di otak, tak lain adalah pempek palembang. Udah wajib itu kalau maen ke palembang harus makan pempek plus cuko nya yang khas itu.
Bahkan kalau dengar cerita kawan yang tinggal di palembang ini serta lihat sendiri, orang palembang ini kuat lambungnya. Pasalnya tiada hari tanpa makan makanan yang dimakan dengan siraman cuko. Gorengan pun makannya gak pakai cabai, tapi pakai cuko. Bagi saya, pengalaman 2 hari di kota ini sudah membuktikan kalau lambung saya gak terlalu kuat menerima serangan cuko yang bertubi2 ini. Mulut sih aman, lambung enggak. Diare.
Saya tanya beberapa referensi tempat pempek yang enak dari kawan. Pilihan akhirnya jatuh di RM pempek Vico yang terletak di depan PIM (Palembang Indah Mall). Tentunya sebelum memesan ubtuk dibungkus, saya juga makan dulu disitu hehe. Yang jelas banyak pilihan dan rasanya sangat khas n gurih. Gak rugi lah. Ditambah lagi minuman es kacang merahnya. Yummy mantab. Untuk pempek yang dibungkus bisa pilih yang menrah yang dilapisi terigu agar awet kurang lebih 3 hari diluar kulkas. Atau digoreng matang. Saya pilih yang mentah saja nanti digoreng di rumah oleh istri tercinta.
Ada beberapa tempat pempek lain yang direkomendasikan di internet, antara lain : pempek Candy, Leni, Saga, Beringin, Taman kenten, Wawa, EK. Silahkan dicoba semua ya.
Saat malam, saya diajak kawan untuk makan malam, ada suatu tempat kuliner yang cukup ramai, main menunya adalah baso, tapi saya lupa namanya. Rasanya si standard. Setelah itu pergi ke daerah river side untuk melihat pemandangan jembatan ampera serta adanya pasar lesehan (sebenanya gak lesehan karena pake dingklik / kursi kecil) isinya makannan dan souvenir persisi seperti pasar malam di pinggiran sungai musi.
Sebelumnya saya kembali ke hotel untuk istirahat, saya diantar kawan ubtuk beli souvenir baju khas palembang dengan merk lokal "Nyenyes" alias cerewet, seperti halnya kaos dagadu jogja atau joger bali. Bahannya cukup bagus, sesuai dengan harganya.
Secara umum, walau hanya sebentar saya cukup puas visit ke kota dengan semboyannya "Wong Kito Galo" - kita semua bersaudara ini, next time ajak keluarga maen juga ke tempat2 wisata yang lain.
"We are all brother, coming from one source, its bond never be broken..."
berapaan bajet ke Kembang Iwak Family Parkkak?
BalasHapus