Kamis, 17 November 2011

CERITA SEORANG SISWA “PASTI PAS” (bag-2)

STEP-2 : PENGALENGAN, JAWA BARAT



Lanjut ke bagian kedua dari pelatihan di perusahaan berlogo 3 warna ini.
Tahap kedua, sampai sejauh ini adalah bagian yang paling melelahkan secara fisik, emosi, otak dan mental. Bahkan dari sebelum mulai pun sudah membuat lelah membayangkannya, apalagi melakukannya. Tahap ini adalah KEWIRAAN.

Sudah terbayang kah mendengar kata2 itu? Kalau yang terlintas di pikiran adalah militer atau tentara, yup benar sekali. KEWIRAAN adalah bahasa halus dari pendidikan kemiliteran. Hampir mirip wajib militer sih jadinya, karena kita sebagai orang awam dididik kedisiplinan dan kepemimpinan ala militer. Sudah pasti yang terjadi adalah kejutan-kejutan yang tak biasa.

Sebelum pemberangkatan kita sudah dikondisikan oleh para instruktur tentara itu untuk berdisiplin, tentunya gak mungkin dong kalo tentara itu nyuruhnya dengan suara pelan dan mendayu-dayu. Teriakan dan bentakan pun akhirnya mengiringi langkah kita hingga sampai tibanya di tempat pelatihan.

RINDAM III Siliwangi, Pengaleng Bandung, Jawa Barat....menjadi kawah Candradimuka penggeblenganku selama kurang lebih 1 bulan. Dididik layaknya seorang calon tamtama, tapi dengan level yang jauh berbeda. Padahal menurutku sudah cukup berat, tapi memang ternyata gak ada apa-apanya dibanding pendidikan tentara yang sebenarnya (membayangkannya juga tambah bikin malas).
Tapi dibalik segala ‘penderitaan’ dan ‘penyiksaan’ yang diterima, ternyata memang banyak hal yang bermanfaat yang belum pernah kudapat sebelumnya. Mungkin karena terbiasa dengan hidup yang relatif enak dan nyaman, makanya menjadi kaget dengan perubahan kondisi yang drastis susah, lelah dan tertekan tapi tetap dituntut untuk tetap konsentrasi penuh dan berfikir jernih.

Mungkin bisa ditilik satu persatu, perubahan kondisi apa saja yang kontras dengan keadaan biasa sebelumnya :

1. Cuaca
Salah satu faktor terberat menjalani pelatihan di Pengalengan adalah faktor cuaca yang ekstrim. Hawa dingin yang sangat menusuk (perkiraan sih 15 derajat) di waktu malam dan pagi hari apalagi, dan panas matahari yang menyengat di siang hari.
Kondisi ini menyebabkan hancurnya muka dan kulit, hingga kulit mengelupas. Matang sampai gosong.
Karena cuaca ekstrim itu pulalah, aku mengalami flu dan batuk yang gak sembuh-sembuh sampai 2 bulan lamanya.

2. Barak / tempat tinggal
Sebenarnya menurutku tidak ada imasalah dengan barak, karena ya memang sudah diperkirakan gak jauh beda dari yang pernah lihat di televisi. Pengalengan ini merupakan salah satu tempat yang sering digunakan untuk acara-acara televisi macam Base camp, Be-A-Man, dll. Tapi kondisinya agak kurang terawat dan rusak karena beberapa bulan sebelumnya terkena gempa dan belum sempat diperbaiki semuanya.
Yang paling menyedihakan adalah aku mendapat jack pot selimut yang ampun deh bentuk dan baunya. Selimut ajaib yang lubang robekannya lebih besar dari kainnya. Dan selimut itu sendiri termasuk kebutuhan vital mengingat hawa dingin yang menusuk saat malam.
Jadi solusinya, aku menggunakan sleeping bag. sendiri

3. MCK
Hal ini yang cukup perlu mendapat perhatian saat pergi kemanapun apalagi kalau sampai berhari-hari. Daerah pengalengan termasuk daerah pegunungan dan berada di pelosok kampung, tentunya tidak akan kita temui kamar mandi atau toilet yang mewah disana.
Kamar mandi dan toilet terpisah.
Untuk mandi, permasalahannya adalah airnya sangat dingin terutama kita dituntut untuk bangun pagi sebelum subuh (kira-kira jam 4 pagi) karena setelahnya sholat subuh di masjid, langsung senam dan hampir tak ada cukup waktu untuk bersih-bersih sebelum apel pagi. Bisa dibayangkan daerah pegunungan, jam 4 harus mandi, rasanya seperti tersengat listrik. Sebenarnya hanya di awalnya saja rasa menyengat itu terasa, setelahnya badan menjadi segar dan gak bakalan ngantuk lagi.
Tapi ternyata ada efek buruknya juga mandi air ‘es’ jam 4 pagi yaitu persendian jadi ngilu setelah beberapa hari, seperti kena flu tulang, dan itu cukup menyiksa saat harus senam pagi.
Akhirnya untuk beberapa minggu berikutnya cukup gosok gigi dan cuci muka saja ( bahkan kadang hanya dengan tissue basah saja untuk cuci muka : ).
Untuk urusan toilet, lebih menyiksa lagi, karena kita harus bawa ember ukuran jumbo untuk mengambil air (untung satu ember cukup, kalo enggak???). Belum kalo panggilan alam itu sudah sangat mendesak, bisa dibayangkan btapa tersiksanya harus berlari-lari bawa ember dan gayung, dan memegang perut / pantat. Macamnya seperti bebek yang lari-lari saja.

4. Waktu istirahat & jaga
Seingatku waktu tidur malam paling lama adalah 6 jam, karena max jam 4 pagi harus bangun, dan jam 10 malam baru selesai apel malam.Bahkan mungkin baru bisa tidur jam 11 atau 12 malam karena harus persiapan perlengkapan buat esok harinya (seperti menyiapkan seragam, menyemir sepatu, ataupun belajar untuk ujian pagi harinya).
Waktu istirahat itu bisa jadi berkurang lagi saat giliran jaga serambi tiba.waktunya @orang 1 jam. Start dari pukul 22.00 – 04.00.
Menurutku paling enak adalah jaga di awal waktu ( 10-11)atau akhir (3-4). Sedangkan waktu di tengah-tengahnya, sudah barang tentu kepala akan using karena harus rusak di tengah jalan karena jaga.
Belum lagi jika ada isu-isu PENDADAKAN yang dilakukan oleh para instruktur. Konsentrasi penuh untuk jaga ( walaupun sebenarnya useless...pasrah aja deh).

5. Piket Pembersihan ( Korvei )
Ini adalah kegiatan yang menyenangkan karena waktu pembersihan ini sering digunakan siswa ( termasuk aku ) untuk extra istirahat dan bersantai sebentar.Waktunya adalah selesai subuh hingga apel pagi selesai. Biasanya untuk tiap-tiap barak ada 4-6 orang yang harus berjaga piket pembersihan. Bersih-bersihnya sih gak seberapa ( mungkin yang agak lama bersihin toilet karena kadang-kadang ada jebakan ‘Betmen’ disitu), tapi ada sedikit waktu untuk sekedar berbaring dan melepas lelah.

6. Pakaian
PDL sebutannya ( Pakaian Dinas Lapangan ), seragam ini sangat setia menempel di badan selama sebulan. Berhubung kegiatan setiap hari dari pagi hingga petang bersama tentara, otomatis harus selalu seragam formal PDL dengan segala perlengkapannya. Seragam PDL terdiri dari :
a. Baju & celana Seragam warna hijau tua ( 2 stel selama sebulan, dengan jadwal laundry seminggu sekali ). Sudah tak terbayangkan bagaimana ‘mbladus’ dan baunya. Buat apel, senam, guling-guling, sholat (semoga Allah mengerti kesulitan hambanya), kehujanan, kepanasan dll...pokoknya satu baju...PDL
b. Pakaian dalam PDL warna hijau tua ( 2 stel). Ini juga wajib pakai bersamaan dengan PDL. Pernah ada yang gak pake baju ini, dan diganti pakaian dalam biasa, langsung kena semprot. Tapi syukurnya baju ini bahannya cukup bagus untuk menyerap keringat dan gerah dan cukup hangat dipakai saat dingin.
c. Sepatu PDL. Ini nih yang bikin kaki memar dan kapalan,gak lagi-lagi deh pakainya. Berat dan kaku. Walaupun setelah dipakai 2 minggu dan rajin disemir memang jadi lebih ‘soft’.tapi berhubung dipakai untuk tracking, lari dan lompat-lompat, apalah daya sampai kaki harus rela ditempeli dengan berbagai perban agar mengurang gesekan.Tapi juga ada cara lain, yaitu memakai kaos kaki ganda. Nyaman karena less friction tapi repot dan ampun baunya kaos kaki tuh, karena udaranya dingin, lembab dan basah. Untung gak jamuran ( tapi sialnya sempat kena kutu air juga).
d. Topi rimba (topi ini bermanfaat sekali saat harus mengalami penjemuran di lapangan, dan juga punya fungsi lain yaitu untuk lap muka wkwkwkwkw).
e. Verpless ( dari bahasa belanda yang artinya tempat minum).cukup berat saat dibawa dalam kondisi penuh air, dan merupakan perlengkapan vital saat ‘disiksa’ di lapangan.
f. Dragrim. Mirip dengan Harness kalau di mountaineering. Cuma bedanya ini hanya seperti sabuk pengikat di bagian atas tubuh dan dikaitkan pada sabuk. Juga merupakan tempat kaitan verpless dan buku lapangan. Kalau pakai ini terlihat gagah deh... seperti satpol PP : ).
g. Tali togel. Namanya seaneh fungsinya. Yaitu gak ada fungsinya. Sebenarnya ini tali ada fungsinya saat mountaineering, tapi berhubung yang harus dipanggul tiap hari adalah tali yang sudah tak layak pakai dan hanya untuk formalitas saja. Anehnya tali yang ujungnya saling terikat dengan ukuran seperti selang hydran ini, menjadi barang yang sering ketinggalan untuk dibawa.
h. Nama Suci. Ini perlengkapan terakhir yang wajib dibawa kemanapun selama 1 bulan pelatihan dan mengenakan PDL. Aku mendapat nama suci LUBE (pelumas). Siswa yang lain juga dapat nama2 yang lebih aneh lagi yang mengambil istilah-istilah dunia migas. Makna sebenarnya dari nama ini adalah bahwa saat pelatihan kita ini adalah orang yang dianggap belum pantas untuk mengenakan nama-nama kita sebanarnya, kita ini adalah orang ‘lama’ yang masih perlu banyak koreksi dan perbaikan sehingga kita mendapat nama semu yang menunjukkan bahwa kita masih memegang sifat-sifat lama tersebut. Pada akhir pelatihan ( tepatnya malam renungan suci ), semua nama itu dibakar, dan kita dianggap telah menjadi manusia ‘baru’ yang lebih baik dan berhak menyandang nama asli kita masing-masing.

7. Olahraga (Binsik)
Nama lain dari kegiatan ini adalah Jasmani ato populer dengan sebutan ‘JAS’ tapi istilah halusnya adalah Binsik - Pembinaan Fisik. Aktivitas ini cukup membuat lelah dikarenakan intensitas dan kuantitasnya dinaikkan tiap harinya.
Yang khas dari kegiatan ini adalah, instrukturnya khusus, dan memakai baju yang serba kuning ( untung bukan dikira pasukan kuning – petugas kebersihan ). Kalau melihat baju kuning saat pagi atau siang hari, siap-siaplah dengan olahraga fisik dan penjemuran. Push up, Sit up, Scot thrust, Pull up, Lompat, jongkok, berguling dsb adalah kegiatan rutin dalam aktivitas ini. Aktivitas ini pula yang menyebabkan kulit kepala rontok semua, karena saat minggu pertama melakukanya dijemur di lapangan tanpa topi.mantap.
Yang khas lainnya adalah setiap sesi geraknya selalu dimulai dengan teriakkan “JASSSSS....!!” dari instruktur diikuti siswa dengan cengkok nada yang khas.yang lama-kelamaan menjadi teriakan khas untuk semua kegiatan selama pelatihan.

8. PBB
Peraturan Baris-Berbaris (PBB). Dari kecil, bagi yang ikut pramuka / paskib / gerak jalan pasti tau aktivitas ini. Sebenarnya juga gerakannya itu-itu saja.
Yang membedakan adalah kegiatannya yang sangat ketat dan lama. Yang akhirnya kaki dan pinggang yang menjadi korban. Belum lagi telinga yang panasa karena istruksi yang dilakukan dengan nada alto dengan frekuensi getaran yang bisa membuat otak beresonansi trus lumer. Aplagi saat harus persiapan upacara pembukaan dan penutupan pelatihan. Bisa seharian PBB-nya.
Dongkol juga sebenarnya tapi mau gak mau harus dilakukan. Cukup dalam hati saja dongkolnya kalo di ekspresikan bisa kena semprot...bahaya...: ).

9. Makan
Aktivitas satu ini akan menyenangkan kalau dilakukan dengan cara yang biasa saja. Tapi tidak di RINDAM. Kegiatan makan bisa jadi tempat penyiksaan yang cukup ampuh. Kenapa bisa begitu?
Kalau dalam kondisi normal, berapa sih waktu yang dibutuhkan orang normal untuk menghabiskan satu porsi makanan dengan standar kesehatan yang benar? 15 - 25 menit kalau berdasarkan pengalamaan sehari-hari. Lalu apa jadinya jika waktu makan itu dikompres menjadi 3-5 menit dengan porsi yang sama atau bahkan lebih banyak?
Batuk-batuk, Mual, Tersedak, Sakit perut/lambung, sakit kerongkongan, masalah BAB, muntah dan masalah pencernaan lainnya adalah hal yang biasa terjadi saat 2 minggu awal pelatihan.
Mungkin sudah pada tahu ya porsi makan tentara itu seperti apa? Yang sehari –hari aku temui adalah 2-3 macam lauk, sayur, buah, nasi yang volumenya sama dengan volume mangkuk bakso, dan itu semua harus habis tanpa sisa. Ditambah lagi tak pernah sedikitpun makanan itu dalam kondisi hangat. Pasti dingin. Dan itu wajar saja mengingat masaknya beberapa jam sebelumnya dan disajikan di udara terbuka di daerah pegunungan.
Mungkin untuk cowok-cowok yang notabene nafsu makan dan daya tampung lambungnya relatif besar tidak masalah. Yang bermasalah adalah yang para cewek, penderita mag, korban diet, dan makhluk-makhluk mungil yang porsinya biasanya 1/3 dari porsi normal.
Akhirnya jiwa KORSA dan tenggang rasa berlaku juga disini. Tukar menukar atau subsidi makanan adalah hal yang biasa.
Kalau trik standarnya adalah tuang air putih ke dalam ‘omprengan’ lalu makan bersamaan dengan nasi (rasa tak begitu berubah, cuma berair saja). Jadi disini yang paling vital adalah keberadaan air minum.
Strateginya adalah kenali temanmu yang doyan makan dan duduk di dekatnya dan kalau tidak siap jangan sekali-kali duduk dekat barisan cewek, atau akan menyesal kemudian (karena aku pernah mengalaminya  beberapa lauk tambahan datang tanpa diundang pada menit-menit terakhir ).

10. Kesehatan
Salah satu tempat favorit untuk beristirahat dengan aman adalah di unit KSA (Kesehatan). Ada yang benar-benar sakit, adapula yang sekedar berkunjung dan mengantar teman, padahal aslinya ingin istirahat. Sakit favorit adalahs masalah Ispa ( flu, bengek, asma, batuk-batuk dll ) ya wajar saja karena cuaca yang sangat mendukung sekali, ditambah debu yang berterbangan. Bahkan sakit pernafasan adalah oleh-oleh khas dari Pengalengan : ).

11. Pelajaran
Tidur adalah materi favorit dalam aktivitas ini, apa pasal?
Karena hampir 80 % siswa tak mampu menahan kantuk, dan tak sadar telah tertidur dengan pulasnya. Instruktur memberi istilah ‘NGESSSS’ untuk aktivitas ini, Aku sendiri juga juga sama, saking tak sadarnya telah tertidur dan ketahuan instruktur atau GUMIL ( Guru militer – Pengajar ) pasti awalnya tak mau mengaku, karena ya memang tak sadar.
Hebatnya di sesi pelajaran ini, dengan posisi dan kondisi apapun bisa tertidur dengan pulas. Baik di tengah lapangan yang panas di siang bolong saat djemur, maupun saat berdiri menerima pengarahan.
Pelajaran favorit inipun akhirnya terus terbawa saat step selanjutnya setelah pelatihan. Oleh-oleh khas berikutnya dari Pengalengan : ).
Untuk pelajaran apa saja yang diperoleh lainnya mungkin kali saja di tulisan yang lain ya.

12. Bimsuh
Saat-saat ujian adalah saat yang mendebarkan, apalagi dalam kondisi under pressure secara fisik dan mental. Oleh karenanya untuk membantu mengerjakan ujian diadakanlah BIMSUH (Bimbingan dan Pengasuhan) setiap malam sebelum ujian pada pagi harinyas. Kisi-kisi diberikan termasuk prediksi soal-soalnya (yang keren prediksi itu persis sesuai soal ujiannya...hebat sekali instrukturnya...plok..plok...plok)

13. Apel & Upacara
Apel dan Upacara adalah hal yang tak pernah terpisahkan dengan yang namanya militer. Wajib dan tanpa kompromi. Harus tepat waktu dan sempurna. Dalam aktivitas ini kita mendapat pengarahan dan tanpa sadar mempelajari sikap-sikap dan ciri khas dari instruktur yang memberikan pengarahan.
Ada yang tegas dan lugas, ada yang menyisipkan humor (tentunya yang ini favorit), ada yang lama sekali dengan interval per kata 3-5 detik, mengulang-ulang kata, provokatif, namun juga ada yang selalu bersemangat dan inspiratif.

14. Bernyanyi dan Yel-Yel
Salah satu aktivitas yang mampu menumbuhkan jiwa KORSA dan semangat kebersamaan adalah bernyanyi dan meneriakkan yel-yel. Sepertinya untuk urusan mencipta lagu, salut untuk tentara yang kreatif ( walaupun kadang ndeso liriknya ) dalam mencipta lagu dan yel-yel yang aneh-aneh namun manjur untuk menghimpun kebersamaan antar siswa.
Lagu ataupun yel-yel ini wajib dinyanyikan saat berpindah tempat dalam barisan pleton II (aku masuk ke pleton II setelah sebelumnya dari pleton III). Untuk menjaga kekompakan dan semangat, baik dalam kondisi berjalan maupun berlari.
Untuk kumpulan lagu dan yel-yel akan aku tampilkan dalam tulisan yang lain.

Selain hal-hal di atas, Ada kegiatan-kegiatan yang menarik yang aku temukan di pelatihan RINDAM ini, misalnya :

1. Menembak (dengan peluru tajam)
2. Pendadakan dan Renungan Suci
3. Jam Komando (terima kasih untuk Mayor Hengky Yudha Setiawan yang selalu bersemangat dan inspiratif)
4. Mountaineering (peluncuran, jaring pendarat, naik togel, turun hesti, jembatan tali 2)
5. Navigasi Darat ( peta, kompas dan protaktor )
6. Berakit ( dengan konfigurasi ban dan bambu)
7. Berbivak dan survival
8. Caraka Malam
9. Ketahanan Mars ( jalan kaki 7 km )
10. Closing Ceremony ( Menjadi Team Pemecahan )

*) Aktivitas 4-9 dilakukan dalam aktivitas “LATIHAN BERGANDA” (belum tau juga maksudnya berganda disini tuh apa ....maaf : )

Dari kondisi-kondisi di atas, walaupun pada awalnya dongkol setengah mati (terutama 2 minggu awal), pada akhirnya aku menyadari dan mulai terbiasa dengan kondisi tersebut dan menjalani dengan ikhlas dan senang, yang ternyata memang membuat ringan perasaan dalam menjalani kegiatan tersebut.

Aku akan merindukanmu RINDAM Siliwangi Pengalengan, tapi cukup sampai di level itu saja, cukup sekali dan tak perlu kembali lagi hehehehe...


....Consciousness can be bulit by soft or hard way, oftenly the hard is the fastest and most effective one....

Pi

Bersambung ke bag-3 ..... CEPU, JAWA TENGAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar