Rabu, 23 November 2011

Pilihan


Assalamualaikum

Di, hari ini kamu datang kan ke Acara Buka Bersama SMA kita? Ada yang ingin ku bicarakan denganmu, tolong luangkan waktu setelah acara selesai yaaa.. Terima Kasih.

Message Delivered!

Begitulah kira – kira isi pesan singkat yang dikirimkan Wira untuk Diana. Sore ini, seperti tahun – tahun yang lalu memang mereka bertemu di acara Buka Bersama SMA bersama teman – teman sekolahnya dulu.

Sebelum berangkat, Wira berulangkali membuka Al Qurannya di kamar. Dia berkali – kali memandang foto Dytia yang memang sengaja dia bawa untuk di perlihatkan kepada ibunya nanti. Wira berkali – kali menghela napas, meyakinkan hati bahwa memang Dytia adalah pilihan hatinya. Bukan karena pelarian dari kekecewaannya pada Diana, tapi memang pilihan hatinya untuk menemani separuh hidupnya nanti.

Seketika Wira terhenyak dari lamunannya, karena jam berdentang 5 kali menandakan sudah pukul 5 sore, bergegas dia menuju garasi rumahnya, mengeluarkan sepeda motor dan berlalu menuju GOR Pemuda Surabaya untuk menghadiri Buka Bersama Alumni SMA nya.

Sesampai di tempat acara, rupanya Diana sudah hadir terlebih dahulu. Diana menyambut kedatangan Wira dengan senyuman, seolah Diana melihat secercah harapan cinta yang akan kembali hadir dari Wira sore itu.


“Diana.. bisa kita bicara sekarang ?” ujar Wira memotong pembicaraan Diana dengan Dewi salah seorang teman mereka.

“ehemmm… CLBK nihhh” Dewi mengejek, yang kemudian di iringi senyuman Diana.

“Gimana kabarmu saat ini Di ? “ Wira membuka percakapan mereka di depan Alun – alun kota Surabaya.

“ Alhamdulillah sehat ko Mas, aku kan sekarang sudah bekerja di Bank Daerah yah lumayan lah meskipun gak sesuai sama jurusan saat kuliah kemarin. Ibu juga sekarang sudah mulai sehat , sakitnya sudah gak kambuh – kambuh lagi.. si Reza loh Mas, sekarang sudah jadi Asdos di kampusnya.. sama seperti kamu dulu, pintar dia bisa jadi kebanggaan “ Diana berapi – api menceritakan kabarnya pada Wira.

“Oh syukurlah Di, aku senang dengarnya “ Wira hanya menyambutnya singkat.

“kamu gimana Mas? Sudah enak ya kerja di Jakarta sekarang ? Kapan belikan aku lagi Tas dan Sepatu seperti waktu kemarin, gajimu kan pasti banyak hehehehee “ Diana kembali mencoba membuka percakapan. “ oh iya, katanya ada yang ingin di bicarakan sepertinya penting sekali “ Diana kali ini penasaran.

“Begini Di, ada yang ingin aku bicarakan tentang hubungan kita”

“ Sebelumnya aku minta maaf sebesar – besarnya jika aku pernah melakukan kesalahan dan menyakiti hati kamu dan keluargamu saat kita masih bersama. Mulai saat ini, sepertinya aku tidak akan bisa lagi menjagamu, menjadi teman ceritamu bahkan mungkin memenuhi janjiku untuk menikahimu “ Wira mulai serius berbicara kepada Diana.

“Kenapa memangnya Mas? Apa sudah ada wanita lain ? “ kali Diana meninggikan suaranya.

“ Lebih tepatnya aku sudah menentukan pilihan Di, kamu mungkin pernah dengar namanya.. Dytia..teman kantorku.. aku sudah memilih dia sebagai teman hidupku “ Wira kembali menjelaskan dengan perlahan berhati – hati khawatir Diana akan bereaksi tidak setuju.

Diana terdiam cukup lama sambil menundukkan kepalanya, kemudian lirih berkata “ baiklah Mas, aku terima keputusan kamu. Mungkin memang Dytia lebih baik untukmu, aku doakan yang terbaik untukmu “.

Wira terkejut mendengar reaksi Diana, dan kemudian tersenyum “ Terima Kasih ya Di, kamu sudah mau mengerti. Aku juga mendoakan kamu mendapat yang terbaik untuk hidupmu “

“Baiklah, aku pulang ya Mas, sendiri saja. Assalamualaikum “, Diana berlalu sambil sedikit berlari kecil menjauh meninggalkan Wira.

Sedikit tenang dalam hati Wira, setidaknya reaksi Diana tidak frontal dan bisa menerima.

“Assalamualaikum “ Wira memulai percakapannya di telepon genggamnya

“Waalaikumsalam, ada apa Ra ? “ Dytia menjawab

“ Alhamdulillah Dyt, aku sudah bicara dengan Diana, dan sepertinya dia bisa menerimanya. Allah sudah memudahkan jalan pertama Dyt. Setidaknya aku sudah memenuhi semua janjiku kepada Diana “ Wira terdengar sangat bahagia mengungkapkannya kepada Dytia

“wah, Alhamdulillah Ra, makasih yah. Lo udah buktiin, gw bisa pegang janji lo dan lo tunaikan semua, kalo gini kan hati gw jadi lebih tenang. Gw gak ngerasa ngerebut lo dari Diana.. “ Dytia sedikit tersipu malu di ujung sana.

“Iya Dyt, aku sudah berjanji dan pantang untuk di ingkari.. mulai hari ini resmi ku berikan juga hati ku untuk kamu jaga ya Dyt. Jangan di sakiti dan di khianati ya Dyt “ Wira penuh harap.

“ hahaha kenapa jadi Mellow gitu sih lo Ra, lucu deh.. iya iya tenang aja Ra, gw juga gak mau di sakitin. Insya Allah gw jaga hati lo, kita jalani hubungan ini dengan dewasa , Terima Kasih Sudah Memilih gw sepenuh hati ya Ra “ Dytia kemudian mengakhiri pembicaraannya.

Wira kemudian berjalan menyusuri Alun – alun Surabaya kemudian bergumam dalam hati

Alhamdulillah terima Kasih Ya Allah, telah menetapkan hatiku pada pilihanku. Semoga menjadi yang terbaik dengan ridho Mu

Mi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar