Apa yang terbayang saat mendengar kata ‘Robot’?
Canggih? Keren? Futuristik? Modern? Logam? Apalagi yang sudah menonton Transformer, terbayang deh kaya gimana yang dimaksud Robot ini.
Cuman yang aku ingin share disini adalah aku yang menjadi robot, atau lebih tepatnya pengalamanku menjadi seorang ‘Robot’.Sebenarnya kenapa aku menulis ini, just be remembered after found one kind of this man a couple days ago.
Aku menemukan diriku yang dulu saat melihat orang ini. Kaku, egois, introvert susah bersosialisasi, individual, ya persis seperti robot gitu yang kaku gerakannya dan bisa dibilang kurang peka. Ditambah sulit untuk merangkai kata saat berkomunikasi. Cenderung untuk lebih enjoy mengerjakan semuanya sendiri. Tapi juga terkadang licik. Maksudnya disini, jika dia melihat orang lain lebih, dia berusaha untuk mencuri ilmunya dengan cara apapun, tapi seandainya dia yang berada di atas yang lain, dia lupa untuk sharing / membaginya pada orang lain dengan berbagai alasan yang kadang masuk akal, kadang juga bisa membuat orang lain kesal karena bisa dibilang gak solider, apatis dsb.
Istilah robot dulu disematkan padaku
Sebenarnya kalau aku pikirkan sekarang ya, ada pelajaran yang bisa aku ambil dari kejadian dulu, ini juga berkat Mi yang selalu kasih tau akau untuk selalu memperbaiki diri :
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi dan sosisalisasi itu wajib dan perlu, karena kita adalah makhluk sosial dan tentunya gak bakal bisa hidup sendiri. Suatu saat kita di atas, tapi sangat mungkin kita di bawah
2. Penilaian terhadap diri kita itu tak bisa kita lakukan sendiri, orang lain lah yang akan menilainya. Menurut kita baik tapi belum tentu buat orang lain baik. Diam dan dengarkan segala masukan, baik / buruk telan saja dulu, baru sambil dicerna, yang baik ya diserap, sedang yang buruk ya tinggal lewat saja. Filosofinya adalah kita diberikan telinga 2 dan mulut hanya 1, dalam artian kita harus lebih banyak mendengar daripada berbicara. Mendengar itu belum tentu mudah bagi beberapa orang, karena egoisme pribadi yang membuatnya akan membentengi diri dengan ego itu dan merasa selalu lebih benar daripada yang lain.
3. Jangan Egois dan apatis, bergaul dan berbagilah dalam hal yang baik. Orang yang berbagi ilmu tak akan kekurangan ilmu, dia justru akan mendapatkan hal-hal yang baru dalam proses berbagi itu yang tak diduga-duga, jangan pelit ilmu. Salah satu yang pernah aku lakukan adalah mengajar sebagai dosen, dengan menjadi dosen itu aku menemukan hal yang baru dari pertanyaan murid-muridku yang memacu akau untuk mencari-dan mencari informasi lebih banyak. Tentunya itu juga akan bermanfaat bagi diriku sendiri.
Sekarang ini, insy aku sudah jauh berubah dari dulu, dengan orang-orang di sekitarku yang terus memacu untuk selalu mengenali dan memperbaiki diri. Walaupun tentunya masih banyak sifat jelek yang harus dikenali dan dirubah perlahan-lahan. Karena sifat bawaan yang sudah terlalu lama ditempa harus bisa dicairkan dengan treatment yang benar, tidak usah terburu-buru yang jelas pasti dan ada progress ke depan.
Thanks for Mi who always support me to know myself and improved well. Love you always
*) life as water on the river. flexible, usefull and even many barrier face it but still know how to reach the ocean.
Pi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar