Suamiku..
Siapa yang menyangka bahwa ternyata kita bersatu dalam pernikahan..
Karena awalnya kita saling bercerita tentang cerita cinta kita masing masing
Suamiku..
Ternyata seiring kita bercerita, mungkin disana kita merasa saling nyaman dan cocok..
Bahkan mungkin saat itu aku merasa aku butuh pendamping sepertimu
dan kamu ingin punya pendamping sepertiku..
Suamiku..
Sadarkah, yang menyatukan kita restu orang tua..
Aku mungkin yang pertama bisa ngobrol lama dengan ibumu meski via telepon dan tanpa drama tangis menangis hehe
Sementara kamu, adalah laki laki pertama yang bisa membuat papaku gak bisa menolak untuk menginap dirumah walaupun itu darurat dan kamu cuma tidur di sofa hehe..
Suamiku..
Kamu mungkin dlu berpikir keluarga tidak merestui hubungan kita.
Ternyata malah diminta segera mencari tanggal baik..
Bahkan disaat saat yang tidak kita duga..
Suamiku..
Kamu laki laki yang pertama mampu membuat aku bertekuk lutut di dapur , berkutat dengan sayur mayur dan kompor meski awalnya hanya sebatas capcay dan telur dadar,, sederhana terlalu sederhana mungkin hehe..
Suamiku..
Sekarang setelah hampir 6 tahun aku mengenalmu, terlalu banyak yang harus di ungkapkan..
Terlalu banyak cerita kalau harus di.jabarkan huruf hurufnya..
Suamiku..
Aku tak pernah menganggapmu sempurna..
Cuma yang aku tahu segala kekuranganmu tertutup kelebihanmu dan menjadi terlihat kamu sempurna seperti bulatan bulan purnama..
Suamiku..
Bagiku, kamu adl laki laki penuh tanggung jawab pada keluarga mu..
Bahkan untuk kedua orangtuaku dan adikku..
Kamu, mampu mencintai Athaya setulus hatimu, anak kita yang bahkan tak ada setetespun darahmu yg mengalir ditubuhnya..
Suamiku..
Kamu terlalu pemberani, saat kamu hantarkan jiwa ragamu menjadi tameng pembela istrimu, pendamping hidupmu..
Kamu terlalu berhati baja, saat berkali kali terluka namun luas hatimu untuk memaafkan..
Entah harus kusebut manusia atau dewa..
Suamiku..
Mungkin barisan kata, rangkaian huruf tak akan habis jika menceritakan betapa aku mencintai, mengagumi dirimu..
Suamiku..
Luaskanlah hatimu untuk memaafkan kesalahan kesalahan istrimu ini baik yang sudah terjadi atau yang nantinya akan terjadi, karena tak ada jaminan kelak aku tidak akan melukaimu lagi.. karena bersamamu berharap hidup dalam tahun tahun berikutnya..
Pernikahan ini insya alloh akan terus membuat cerita sampai maut dan takdir yang menghentikannya..
Maka, selalu lah kita menguatkan hati melapangkan jiwa untuk saling menyayangi..
Aku tak bisa berjanji bahwa kita tidak akan saling menyakiti kedepannya, tapi berjanjilah apapun yang kita hadapi di depan nanti mari selesaikan bersama dan tetaplah kita selalu bersama..
Badai dan problema yg terjadi semoga menjadikan pernikahan ini semakin kuat..
Semoga segala yang terjadi entah baik, buruk, senang atau sedihnya bisa menjadi pelajaran yang amat sangat berharga.
Mungkin penggalan surat ini belum mampu menceritakan seberapa besar cinta dan kasih sayangku padamu.
Namun setidaknya aku berharap kamu tahu betapa kamu teramat berarti untukku.
Banyak orang bilang jatuh cinta itu m menyenangkan, dan aku berharap jatuh cinta padamu berulangkali sampai akhir hayat..
Bekasi, 4 Agustus 2015
Istrimu,
Tara Maharastri Dytia
* Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Bila di depan nanti
Banyak cobaan untuk kisah cinta kita
Jangan cepat menyerah
Kau punya aku, ku punya kamu, selamanya kan begitu
(Tulus, Teman Hidup )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar